Me, My children, Usaha melawan DB dengue


Pada saat saya menulis ini, sedang bulan ramadhan hari ke 16 dan sedang berada di rumah sakit sambil menjadi suster dan baby sister anak-anak yang sedang terbaring demam akibat gigitan nyamuk aedes aegepty, dengan tusukan infusan di lengannya.

Mendapati hasil test lab kedua anakku positif Dengue NS-1, karuan lah rasa hati ini panik. Astaghfirullah… dua-duanya positif. Teringat masa saat adik bungsuku masuk RS karena DBD skitar 8 tahun yll, sampe ke ICU karena penurunan trombosit drastis.

Seketika saat itu, aku coba untuk tenang dan memilih rujukan RS. Santosa kebon jati. Panas yang sedang mendera kedua anakku saat itu ada di skitar 39-41 derajat.  Kami mencoba booking kamar via Telepon, dan meminta bookingan kamar kelas 1 untuk dua anak yang minta diseruangkan. Alhamdulillah respon dari RS rujukan kami terima pukul 9.30 malam yang mengatakan ada ruangan kelas 1 dan sekamar. Kami pun menuju ke RS skitar pukul 05.00 setelah sahur dan shalat shubuh.

Penanganan yang dilakukan di IGD RS rujukan sangat baik dan cukup cepat, terhitung masuk di pukul 05.45, kedua anakku sdh menerima penanganan yang cukup cepat, dengan melakukan cek darah lab dan pasang infus serta pemberian obat sanmol cair melalui infusan. Skitar pukul 8 pagi anak-anak sdh menempati ruangan 736 kamar anak di safir barat.

Screen Shot 2016-06-21 at 08.29.10

Menurut Dokter Suzy Irawati., SpA. Siklus demam dan penurunan trombosit terjadi sampai dengan 7 hari. Pada saat masuk ke RS, demam Veyzha masuk RS hari ke 4 dan kakaknya Azka baru menjelang hari keempat. Trombosit veyzha pertama kali diidentifikasi DBD 124000 dan kakaknya 127000, dan pada pagi hari saat masuk ke IGD trombosit Veyzha dan Azka sama-sama menurun drastis di 76000. Demam di hari ke 4 dan 5 sedang tinggi-tingginya dan di hari ke 5 trombosit kembali turun, Veyzha di 43000 sedangkan azka di 30000. Drastisnya turun trombosit dikarenakan azka saat itu sulit sekali minum dan makan. Hari ke-6 trombosit azka semakin drastis dan masuk ke titik terendah di 14000 sedangkan veyzha turun terendah ke titik 35000.

Alhamdulillah titik terendah trombosit anak-anak tidak sampai menyentuh di level kurang dari 10rb. Hal ini dikarenakan daya tahan tubuh anak-anak yang cukup baik untuk melawan serangan demam virus DBD.

Beberapa hal yang bisa saya share dari penyakit ini adalah :

—- Tanda-tanda —-

  1. terjadi demam tinggi diatas 38,5 – 41 dan tidak turun-turun walaupun sudah minum obat yang mengandung ibuprofen dan parasetamol.
  2. napsu makan berkurang
  3. bila sdh terjadi penyerangan virus DBD, maka akan timbul bintik-bintik dan kulit anak terlihat seperti membiru (agak geundeuk kalo istilah sundanya mah hehehe…)
  4. sakit pada ulu hati dan kembung adalah ciri trombosit sudah turun.
  5. kembung
  6. tekanan darah menurun
  7. muntah-muntah

 

—- Usaha-usaha yang dilakukan — 

Usaha yang dilakukan untuk menurunkan panas/demam

  1. memberikan obat demam yang mengandung ibuprofen dan paracetamol
  2. mengompres dengan air hangat di kepala dan ketiak anak
  3. memberikan minum sebanyak mungkin
  4. menghitung jumlah ml air seni yang dikeluarkan oleh anak. Jaga di 500 ml.

Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah trombosit naik atau mencegah trombosit turun drastis mencapai nilai terendahnya

  1. minum sebanyak mungkin –> supaya darah tidak mengental (hematokrit)
  2. makan sebanyak mungkin
  3. mengkonsumsi jus jambu biji
  4. mengkonsumsi jus kurma (saya pake merk Tamr –> karena kualitasnya bagus dan kental)
  5. mengkonsumsi teh angkak
  6. mengkonsumsi ejiao
  7. mengkonsumsi vitamin

Anak-anak tidak mengkonsumsi daun rebusan ubi jalar seperti usulan beberapa teman, karena agak sulit mendapatkannya.

Usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kembung dan muntah

  1. mengkonsumsi obat anti muntah sebelum makan
  2. menjaga ritme makan

Hal yang cukup membuat saya sedikit menderita adalah melihat infusan anak-anak yang bengkak akibat pembuluh darahnya tidak cukup kuat untuk menampung derasnya aliran infusan yang masuk melalui pembuluh darah, sehingga, anak-anak terpaksa harus melalui 3x ganti saluran pembuluh untuk memasukkan cairan infusan.

Screen Shot 2016-06-21 at 09.17.16 Screen Shot 2016-06-21 at 09.28.02

satu lagi yang harus diperhatikan, anak kita sering diambil darah untuk dicek trombositnya, sehari bisa sampai 2x, sehingga azka dan veyzha terpaksa harus melalui pengambilan darah di lengan dan di jari tangan. total pengambilan darah yang sudah dilakukan sampai hari ini untuk masing-masing anak adalah 8x untuk masing-masing anak. (kasian kaaaan hiks..hiks). hasilnya jadi kayak gini.

Screen Shot 2016-06-21 at 09.28.34

Ah… tapi apapun itu…saya sangat berterimakasih pada anak-anak, mau berjuang melawan virus DBD, walaupun disela-selakan oleh isak dan tangis. but… it’s still TWO THUMB UP buat anak-anakku yang tabah dan sabar.

terakhir sharing dari saya :

  1. jaga trombosit jangan terlalu rendah (paling minimal di 15 rb tp itu harus kondisi anak bagus daya tahan tubuhnya, kalo bisa ya titik terendah di 30rb)
  2. jaga kekentalan darah (hematokrit) di max 43, karena ada yang 45 dan 47 batas kekentalan darah. kalo sampai darah mengental maka anak akan diperbesar volume cairan yang dimasukkan dan itu dapat berpotensi mengalami rapuh pembuluh darah.
  3. jaga jangan sampai terjadi pendarahan, karena bila sampai terjadi maka harus melakukan transfusi darah.
  4. perhatikan siklus pelana kuda, dimana saat-saat virus sedang menyerang dan sedang tenang, jangan sampai terkecoh dengan turunnya demam sang anak.
  5. dukungan dari orang tua itu nomor 1, dampingi selalu pada saat disuntik, diambil darah, dan dipasang infusan. 🙂

begitulah teman-teman sharing yang dapat aku bagi, semoga berkenan dan dapat membantu.

🙂   🙂  🙂

 


2 responses to “Me, My children, Usaha melawan DB dengue”

Leave a Reply